TERAPI BEKAM SURABAYA | klinik bekam surabaya | rumah bekam surabaya
BEKAM STERIL DI SURABAYA | RUMAH BEKAM STERIL DI SURABAYA | PRAKTEK BEKAM STERIL DI SURABAYA | BEKAM SURABAYA STERIL | KLINIK BEKAM STERIL DI SURABAYA | TERAPI BEKAM STERIL DI SURABAYA | BEKAM STERIL DI SIDOARJO | BEKAM STERIL DI GRESIK | BEKAM STERIL DI SURABAYA | TEMPAT BEKAM STERIL DI SURABAYA | ALAMAT BEKAM STERIL DI SURABAYA | THIBBUN NABAWY
RUMAH SEHAT MUGIBAROKAH
Pelopor Bekam Steril di Surabaya - Jawa Timur
BUKA SETIAP HARI JAM 07.30 - 16.30
(Rabu dan Hari Besar Islam Libur)
PRAKTEK RUMAH BEKAM SURABAYA :
Jl. Gayungan Pasar 9 Surabaya Telp. 031.8286795
Jl. Gayungan 3A/2 Surabaya Telp. 031.58251500
HP. 085731467000 Pin BB 235E116D
HIJAMAH (Bekam, Cupping, Cantuk)
Mukjizat Pengobatan Rasulullah SAW
Hari-hari ini, sangat ramah di telinga kita, penawaran terapi dengan pendekatan bekam.Termasuk di kota Surabaya.Cek saja di google, dengan menggunakan kata kunci : Rumah Bekam Surabaya, Klinik Bekam Surabaya,Terapi Bekam Surabaya, Tempat Bekam Surabaya, Bekam Surabaya, alamat bekam di surabaya, praktek bekam di Surabaya, hijamah di Surabaya, dan masih banyak lagi. Memang bekam adalah solusi untuk penyembuhan banyak ragam penyakit. Bagi Anda yang belum begitu ramah dengan kata 'bekam', silakan ikuti uraian di bawah ini
PENDAHULUAN
Berobat adalah sunnah (kebiasaan) para Nabi dan orang-orang Shalih, termasuk pula Rasulullah Muhammad SAW, bahkan beliau memerintahkan :
“Berobatlah kalian wahai hamba-hamba Allah, karena Allah SWT tidak menciptakan penyakit melainkan juga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit saja yaitu penyakit tua”. (HR. Abu Daud).
“Perut adalah rumah bagi segala macam penyakit, dan penjagaan atas makanan adalah permulaan pengobatan”. (HR. Ad Dailami).
“Setiap penyakit ada obatnya, jika suatu obat tepat untuk suatu penyakit maka dengan seijin Allah penyakit itu akan sembuh“ (HR. Muslim)
Dan tatkala Nabi Ibrahim jatuh sakit beliau berkata :
“Dan apabila akau sakit Dialah (Allah SWT) yang menyembuhkan aku”. (QS. Asy-Syu’ara : 80).
Banyak ragam pengobatan & penyembuhan dengan hasil yang benar-benar nyata dan dapat dirasakan, berkat penemuan dan usaha manusia. Tapi adakah yang dapat mengalahkan pengobatan cara Nabi SAW, yang perkataannya hanyalah berdasarkan wahyu, tidak diucapkan menurut dorongan nafsu?
“dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)“. (QS. An Najm : 3-4)
Ibnul Qayyim Berkata : “Pengobatan cara Nabi tidak seperti layaknya pengobatan para ahli medis. Pengobatan cara Nabi dapat diyakini dan bersifat pasti, bernuansa Illahy berasal dari wahyu dan misykat nubuwah serta kesempurnaan akal“ (Pengobatan & Penyembuhan menurut wahyu Nabi SAW hal. 60).
Pengobatan & Penyembuhan Cara Nabi SAW ada empat macam :
1. Spiritual Illahiyah, do’a dan dzikir atau dikenal dengan istilah Ruqyah Syar’iyah.
2. Materi Natural, yaitu obat alamiah bukan obat kimia sintetis, berupa resep-resep nabawy, seperti : madu, zam-zam, zaitun, habbatussauda’, talbinah, kurma, jahe, bawang putih, timun, dll.
3. Bersifat Terapi, seperti : Hijamah, al kayy, pemijatan, usapan, dll.
4. Kombinasi dari ketiganya.
Berobat adalah sunnah (kebiasaan) para Nabi dan orang-orang Shalih, termasuk pula Rasulullah Muhammad SAW, bahkan beliau memerintahkan :
“Berobatlah kalian wahai hamba-hamba Allah, karena Allah SWT tidak menciptakan penyakit melainkan juga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit saja yaitu penyakit tua”. (HR. Abu Daud).
“Perut adalah rumah bagi segala macam penyakit, dan penjagaan atas makanan adalah permulaan pengobatan”. (HR. Ad Dailami).
“Setiap penyakit ada obatnya, jika suatu obat tepat untuk suatu penyakit maka dengan seijin Allah penyakit itu akan sembuh“ (HR. Muslim)
Dan tatkala Nabi Ibrahim jatuh sakit beliau berkata :
“Dan apabila akau sakit Dialah (Allah SWT) yang menyembuhkan aku”. (QS. Asy-Syu’ara : 80).
Banyak ragam pengobatan & penyembuhan dengan hasil yang benar-benar nyata dan dapat dirasakan, berkat penemuan dan usaha manusia. Tapi adakah yang dapat mengalahkan pengobatan cara Nabi SAW, yang perkataannya hanyalah berdasarkan wahyu, tidak diucapkan menurut dorongan nafsu?
“dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)“. (QS. An Najm : 3-4)
Ibnul Qayyim Berkata : “Pengobatan cara Nabi tidak seperti layaknya pengobatan para ahli medis. Pengobatan cara Nabi dapat diyakini dan bersifat pasti, bernuansa Illahy berasal dari wahyu dan misykat nubuwah serta kesempurnaan akal“ (Pengobatan & Penyembuhan menurut wahyu Nabi SAW hal. 60).
Pengobatan & Penyembuhan Cara Nabi SAW ada empat macam :
1. Spiritual Illahiyah, do’a dan dzikir atau dikenal dengan istilah Ruqyah Syar’iyah.
2. Materi Natural, yaitu obat alamiah bukan obat kimia sintetis, berupa resep-resep nabawy, seperti : madu, zam-zam, zaitun, habbatussauda’, talbinah, kurma, jahe, bawang putih, timun, dll.
3. Bersifat Terapi, seperti : Hijamah, al kayy, pemijatan, usapan, dll.
4. Kombinasi dari ketiganya.
DEFINISI BEKAM / AL HIJAMAH
Dalam bahasa Melayu, hijamah biasa disebut bekam. Di masyarakat Jawa dan lainnya disebut kop atau cantuk. Di Sumbawa dan sekitarnya disebut tangkik atau batangkik. Dalam Bahasa Inggris disebut blood cupping atau blood letting. Dengan bahasa yang lebih ilmiah, cakupan yang lebih luas dan dengan pendekatan medis, kami menyebutnya Oxidant Drainage Therapy yang disingkat ODT.
Secara terminologis dapat dipahami, bahwa hijamah adalah: Pengeluaran “darah kotor” dari dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan melakukan penyedotan dan penyayatan pada bagian yang dimaksud.
Karena penggunaan istilah “darah kotor” untuk darah hijamah ini dapat dimaknai lain, misalnya darah haid wanita, maka kami lebih suka menyebutnya toxin atau racun. Tapi karena cakupan toxin ini terbatas, maka kami lebih suka menyebutnya oxidant.
Jadi definisi Bekam / hijamah yang lebih luas ialah metode pengobatan dengan penyedotan kulit di bagian-bagian tertentu untuk mengeluarkan racun, toxin dan oxidant dalam tubuh melalui torehan tipis pada pembuluh darah perifer di kapiler pada lapisan epidermis.
Al Hijamah disebut juga kop, bekam, cantuk, besungu, cupping terapi (terapi gelas), blood letting.
BEKAM / HIJAMAH ADA 2 MACAM :
1. Hijamah Jaffah (bekam kering), hijamah hanya berupa cupping (penyedotan), yang prinsip kerjanya mengeluarkan angin dari tubuh.
Bekam Kering dibagi 2 macam :
a. Bekam tarik
b. Bekam luncur
c. Bekam magnit
2. Hijamah Damawiyyah (bekam basah), hijamah dengan cara mengeluarkan darah dari kulit yang sudah dicupping (disedot) sebelumnya. Rasulullah hanya mengenal cara yag kedua dan tidak mengenal cara pertama, dan cara mengeluarkan darah ialah dengan Syarthoh (sayatan).
BEBERAPA HADITS TENTANG BEKAM / AL HIJAMAH
1. Termuat di dalam Shahih Al-Bukhari, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW; beliau bersabda: “Kesembuhan itu ada dalam tiga hal: sayatan hijamah (bekam), minum madu, dan sundutan dengan api. Tetapi aku melarang ummatku melakukan sundutan” .
2. “Sesungguhnya cara pengobatan kalian ang paling ideal adalah hijamah dan menggunakan al qusthul bahri”. (Muttafaq alaihi).
3. Termuat dalam Sunan Ibnu Majah, dari Katsir Ibnu Salim, dia berkata: Aku mendengar Anas Ibnu Malik mengatakan: Telah bersabda Rasulullah SAW: “Aku tidak melewati malaikat pada malam Isro’ Mi’roj, kecuali mereka mengatakan: “Wahai Muhammad, perintahkanlah kepada ummatmu untuk berbekam” .
4. “Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah hijamah”. (HR. Ibnu Majah & At Tirmidzi).
WAKTU UTAMA MELAKUKAN BEKAM / AL HIJAMAH
Waktu yang paling ideal untuk melakukan hijamah adalah :
- Siklus jam-an : rentang ± 2 jam sesudah makan
- Siklus harian : antara jam 8.00 – 10.00 atau jam 13.00 – 15.00
- SIklus mingguan : Senin, Selasa dan Kamis.
- Siklus Bulanan : setiap tanggal 17, 19, 21 dari bulan Qomariyah.
- Tahunan : Bulan Sya’ban, untuk pengobatan preventif agar dibulan Ramadhan tubuh bugar dan dapat menyelesaikan berbagai aktifitas ibadah dengan sempurna di bulan yang penuh berkah.
Dari Abbdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu, beliau berkata, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Waktu yang paling baik bagi kalian untuk melakukan hijamah ialah pada tanggal 17, 19, dan 21 (dari bulan Qomariyah)”. (Shahih Sunan At Tirmidzi).
Rasulullah SAW bersabda: “Hijamah sebelum makan pagi adalah paling ideal. Hijamah itu dapat menambah kecerdasan akal, menambah kekuatan hafalan orang-orang yang menghafal, siapa yang hendak melakukan pengobatan dengan hjamah, hendaklah dia melakukannya pada hari Kamis, atas nama Allah, Hindarilah hijamah pada hari Jum’at, hari Sabtu dan hari Ahad.
Lakukanlah hijamah pada hari Senin dan Selasa. Hindari hijamah pada hari Rabu, karena itu merupakan hari ketika Ayyub di timpa bala’. Penyakit lepra dan kusta tidak muncul melainkan pada hari rabu atau malam rabu”. (Shahih Sunan Ibnu Majah, Al AlBany, 2/261).
Lakukanlah hijamah pada hari Senin dan Selasa. Hindari hijamah pada hari Rabu, karena itu merupakan hari ketika Ayyub di timpa bala’. Penyakit lepra dan kusta tidak muncul melainkan pada hari rabu atau malam rabu”. (Shahih Sunan Ibnu Majah, Al AlBany, 2/261).
Al Khallal berkata, Aku diberitahu oleh Ismah bin Isham, dia berkata, aku diberi tahu Hambal, dia berkata: “Abu Abdullah Ahmad bin Hambal biasa melakukan hijamah kapanpun ketika darah bergejolak (tidak normal), dan kapanpun waktunya”, (Ath Thibb An Nabawy, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, hal. 59).
Termuat di dalam Atsar bahwa berbekam yang dilaksanakan pada waktu perut kosong (rentang ± 3 jam sesudah makan) merupakan pengobatan, pada waktu perut kenyang merupakan penyakit.
Pengarang Al-Qanun, Ibnu Sina berkata: “Dianjurkan untuk tidak berbekam pada awal bulan, karena darah belum bergerak dan bergejolak. Juga tidak diakhir bulan karena darah telah berkurang. Melainkan pada pertengahan bulan di mana darah benar-benar telah bergejolak dan banyak karena banyaknya sinar rembulan”.
Secara ilmiah dan medis, jika waktu-waktu yang ditetapkan oleh para ulama itu merupakan waktu yang paling baik dan paling tepat untuk melakukan hijamah, karena saat itulah darah sedang tidak normal, maka waktu datangnya sakit adalah merupakan waktu yang paling tepat dan efektif, karena saat itulah darah sedang tidak normal.
LAKI-LAKI MEMBEKAM WANITA ATAU SEBALIKNYA
Ibnu Baththal berkata, “Pengobatan dengan hijamah terhadap wanita hanya boleh dilakukan mahramnya, atau oleh para wanita yang memang dapat melakukannya, sebab tempat yang akan diobati tidak boleh disentuh oleh lain mahram”.
Jadi, Hijamah terhadap wanita harus dilakukan oleh ahli hijamah wanita, hijamah terhadap laki-laki harus dilakukan oleh ahli hijamah laki-laki pula. Kalaulah harus dilakukan secara bersilang (karena mendesak, darurat) maka mahram harus menyertainya.
PENYAKIT YANG DAPAT DISEMBUHKAN DENGAN BEKAM / AL HIJAMAH
Insya Allah semua penyakit dapat disembuhkan dengan hijamah, sesuai dengan pernyataan Nabi SAW, hijamah merupakan cara pengobatan & penyembuhan yang paling ideal. Menurut kajian medis modern hijamah dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, karena sel-sel darah putih tidak ikut keluar dari tubuh dan hanya sel-sel darah merah yang keluar. Adapun beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan hijamah berdasarkan penelitian ilmiah dan praktik langsung, yaitu :
1. Sakit kepala
2. Masuk angin
3. Migraine
4. Lumpuh setengah badan (hemiplegia)
5. Pendarahan pada otak
6. Encok (sciatica)
7. Sakit gigi, telinga, mata, hidung
8. Varices
9. Reumatik
10. Sakit tulang punggung
11. Wasir
12. Elephantiasis (kaki gajah)
13. Haid tidak teratur
14. Tumor
15. Sakit tenggorokkan
16. Sesak napas
17. Alergi; gatal-gatal, asma, bronchitis
18. Benjol-benjol di lengan dan paha
19. Dada berdebar-debar
20. Buang air kecil tanpa terkontrol
21. Sakit liver dan limpa
22. Kanker
23. Sembelit, lambung & pencernaan
24. Bisul
25. Asam Urat
26. Kolesterol
27. Impotensi
28. Penyumbatan pembuluh darah
29. Darah tinggi
30. Pundak pegal-pegal & kaku
31. Kaki & tangan kesemutan
BEBERAPA TITIK HIJAMAH
Dari Ibnu Abbas dia berkata: “Nabi SAW berbekam pada kepalanya yang sering pusing-pusing…. (HR. Bukhari)
Termuat di dalam Ash-Shahih, bahwa “beliau berbekam pada kepalanya ketika dalam keadaan ihram, untuk menghilangkan pening yang ada di kepalanya.”
Abu Na’im menyebutkan di dalam kitabnya Ath-Thibbun Nabawi, sebuah hadits marfu’: “Lakukanlah olehmu berbekam pada rongga kuduk, karena menyembuhkan lima penyakit”, salah satu diantaranya adalah lepra.
Di dalam hadits lain termuat: “Lakukanlah olehmu berbekam pada rongga kuduk, karena menyembuhkan tujuh puluh dua penyakit”. Segolongan dari mereka menganggapnya baik dan mengatakan bahwa hal itu bermanfaat terhadap exophthalmos, yaitu penonjolan bola mata, kelebatan alis, dan kelebatan bulu mata, disamping bermanfaat pula terhadap kotoran kelopak mata.
Termuat di dalam Sunan Abu Daud, dari Hadits Jabir, bahwa Nabi SAW berbekam pada pinggul beliau untuk menghilangkan kelesuan.
CATATAN PENTING UNTUK DIKETAHUI BERSAMA
a. Jangan Melakukan Hijamah di Tempat :
1. Terbuka, seperti di halaman, di pinggir jalan.
2. Yang banyak debunya
3. Terlalu kuat hembusan angingnya: Jangan nyalakan kipas angin, blower AC
b. Alat-alat Hijamah harus Digunakan Untuk Satu Orang :
1. Pisau Penyayat, bisturi, surgical blade
2. Jarum (blood lancets)
3. Handglove (sarung tangan)
4. Kasa & Tisue
c. Cup (Gelas) dan Alat Hijamah Tidak Boleh di Gunakan untuk Orang lain :
1. Penyakit Kelamin : HIV, AIDS, Herpes Genitalis, Gonorhea, dll
2. Hepatitis
3. Kecanduan Narkoba
4. Herpes
5. Pernah transfusi darah.
d. Bersihkan Cup (gelas) dengan:
1. Hidrogen peroxide (H2O2) / Perhidrol 3%.
2. Rendam dengan larutan Natrium Hipochlorida (NaOCl) 5,25% dengan perbandingan : 1ml NaOCl : 9 ml H2O.
3. Air mengalir
4. Alkohol 70%
Catatan : untuk mengencerkan larutan H2O2 kadar 50% menjadi 3% adalah = 3/50 x 1000 ml = 60 ml, artinya 940 ml H2O (Aqudes/Air Suling) + 60 ml H2O2 50% = 1000 ml H2O2 kadar 3%.
e. Awas ...!!! Jangan Pergunakan :
1. Silet sebai alat penyayat, meskipun baru dan sudah direndam didalam alkohol atau diolesi alkohol, berbahaya...!!! Minimal sangat merugikan praktik hijamah secara umum.
2. Pisau biasa tanpa proses sterilisasi.
3. Tisue sebagai perbersih darah.
4. Kapas kecantikan sebagai pembersih darah.
5. Kain biasa, kaos, meskipun baru.
6. Jangan pula buang darah, kapas, kasa, tisu, jarum, bisturi dan kasa serta sampah hijamah di tempat sampah, tapi bakarlah...!
REFERENSI :
Al Qur’anul Karim
Pengobatan & Penyembuhan Menurut Wahyu Nabi SAW, Aiman bin Abdul Fattah, penerjemah : Kathur Suhardi.
http://assabil-aho2.com
Keajaiban Thibbun Nabawi; Bukti Ilmiah dan Rahasia Kesembuhan dalam Metode Pengobatan Nabawi, Aiman bin Abdul Fattah, penerjemah : Hawin Murtadlo.
Al Qur’an Bertutur Tentang Makanan & Obat-Obatan, Dr. Jamaluddin Mahran, Dr. Abdul Azhim Hafna Mubasyir.
Metode Pengobatan Preventif Rasulullah SAW, Prof. Abdul Basith Muhammad As Sayyid.
100 Kisah Pengobatan dengan Do’a, Air Zam-zam, Madu, Habbatussauda’, Majdi Fathi Sayyid.
Terapi Herbal Cara Islam; Manfaat tumbuhan Menurut Al Qur’an & Sunah Nabi, Dr. M.I.H Farooqi
Habbatussauda’ Thibbun Nabawy dalam Menangani Berbagai Penyakit & Memelihara Kesehatan Tubuh, dr. H. Hendrik, S.Ked. M.Kes
300 Resep Islam; Cara Sehat Versi Ibnu Sina, Husain Bahreisy
BEKAM Cara Pengobatan Menurut Sunnah Nabi SAW, DR. Muhammad Musa Alu Nashr
BEKAM Sunnah Nabi & Mukjizat Medis, Syihab Al Badri Yasin
Anatomi Hijamah titik-titik BEKAM, Kathur Suhardi, Aminah Syafa’ah
BEKAM Mukjizat Pengobatan Nabi SAW, DR. Aiman Al Husaini
Materi Pelatihan HIJAMAH, Kathur Suhardi
Metode Pengobotan Nabi SAW (Ath Thibbun )
Posting Komentar